Bicara Osteoporosis memang tak akan pernah habis. Dahulu, penyakit ini diidentikan dengan penyakit yang di derita para manula saja. Namun seiring perkembangan Zaman, Osteoporosis tidak lagi di Monopoli pada orang-orang berusia senja saja. Saat ini sudah Banyak ditemukan kasus orang yang masih terlihat segar bugarpun didera penyakit yang satu ini. Mereka mengeluh tulang persendiannya terasa ngilu, kadang terasa sakit luar biasa bahkan tidak bisa bertahan lama saat melakukan aktifitas berat.
Maka wajar jika akibat buruk dari penyakit ini begitu dikhawatirkan banyak orang. Maklum saja osteoporosis mampu membuat tuang kehilangan massa dan kepadatannya, membuat tulang keropos dan Rapuh, serta kemungkinan patah tulang sangat tinggi. Meski begitu, bukan berarti osteoporosis tidak dapat dicegah. Melalui banyak cara, resiko osteoporosis dapat dihindari, Namun sebelum mengulas lebih jauh langkah-langkah pencegahan, ada baiknya kita mengetahui lebih dalam lagi seluk beluk osteoporosis.
Apakah Osteoporosis itu?
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat yang khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang. Bila diartikan, "Osteo" memang berarti tulang, sedangkan "porosis" berarti keropos.
Setiap saat sebenarnya terjadi pembentukan sel tulang baru. Pada masa anak-anak, kecepatan pembentukan jauh lebih besar ketimbang hilangnya sel-sel tulang yang sudah tua. akibatnya tulang pada anak-anak akan bertambah panjang dan besar. Pada usia dewasa (muda) kecepatan pembentukan dan Hilangnya sel tulang hampir seimbang. Namun mulai usia 30 sampai 40 tahun, kecepatan pembentukan tulang semakin menurun, akibatnya jumlah sel tulang semakin sedikit, sehingga rawan terjadi Osteoporosis, inilah yang menjadi penyebab osteoporosis.
Agar kepadatan Tulang tetap terjaga, tubuh memerlukan kalsium dan mineral dalam jumlah yang cukup dan produksi beberapa macam hormon dalam jumlah yang tepat, antara lain estrogen pada wanita dan testosteron pada laki-laki, selain itu, asupan vitamin D yang cukup dibutuhkan untuk membantu penyerapan kalsium dari makanan dan mengantarkanya ke tulang.
Siapa sajakah yang berisiko terkena Osteoporosis?
Dalam perjalanannya, Osteoporosis tidak lagi diidentikan penyakit kaum lanjut usia, remaja pun bisa terserang. Yang biasa terjadi pada fase ini disebut Osteoporosis juvenil idiopatik, yang merupakan jenis osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya. Lebih jelasnya, ada beberapa klarifikasi atau kedaan yang memang berisiko terserang osteoporosis, yaitu di antaranya :
- Menoupause. Setelah wanita menopause, kadar estrogen yang di produksi ovarium turun drastis. Sebagaimana diketahui, estrogen berperan penting dalam menjaga kekuatan tulang dengan cara membantu kerja sel pembentuk tulang. semakin cepat menopause terjadi, semakin besar resiko timbulnya osteoporosis.
- Setelah Umur Usia 30 sampai 40 tahun. karena pada usia ini, pembentukan tulang lebih sedikit ketimbang hilangnya sel Tulang.
- Merokok. Resiko terkena osteoporosis pada perokok dua kali lebih besar dibanding bukan perokok. Hal ini terjadi karena rokok menurunkan kadar estrogen di dalam darah.
- Mempunyai keluarga yang Osteoporosis. Wanita yang mempunyai ibu osteoporosis mempunyai resiko yang lebih Tinggi untuk terserang Osteoporosis.
- Wanita dengan Berat Badan Kurang. Wanita kurus lebih cepat terkena osteoporosis dibandingkan dengan wanita gemuk. Hal ini dikaitkan dengan perbedaan tingkat produksi estrogen, dimana wanita gemuk cenderung lebih banyak.
- Kurang Olah raga Teratur. latihan/olahraga yang teratur membantu memperlambat timbulnya osteoporosis. Sebaliknya, kurang olahraga menyebabkan osteoporosis lebih mudah timbul. Olahraga misalnya jalan atau lari, memicu sel tulang untuk lebih aktif sehingga terbentuk Tulang yang Kuat.
- Obat-obat Tertentu. Obat tertentu dapat meningkatkan kehilangan massa tulang dan menurunkan laju pembentukan tulang. Antara lain Kortison (digunakan untuk asma, penyakit paru, radang sendi, dan alergi). Tetapi efek ini hanya terjadi jika obat tersebut digunakan dalam Dosis tinggi, atau diberikan selama 3 bulan atau lebih.
- Penyakit Tertentu. Beberapa penyakit yang meningkatkan resiko osteoporosis antara lain : arthritis reumatoid, bronkhitis kronis dan emfisema, hipertiroidisme, malnutrisi, penyakit hati kronik, dan penyakit-penyakit usus.
- Asupan Kalsium atau Vitamin D rendah. Jika makanan kita kurang mengandung kalsium selama bertahun-tahun, terutama pada massa pertumbuhan, resiko untuk mengalami osteoporosis juga meningkat. Kurangnya kalsium menyebabkan kurangnya pembentukan tulang. Vitamin D dibutuhkan untuk membantu penyerapan kalsium dan menghantarkan ke Tulang.